PERNYATAAN SIKAP
PERHIMPUNAN PERS MAHASISWA INDONESIA
HARI BURUH INTERNASIONAL
01/PS/PPMI/V/2011
Hari ini 1 Mei 2011, Kami PERHIMPUNAN PERS
MAHASISWA INDONESIA (PPMI) pada peringatan Hari Buruh Sedunia, Kaum Buruh
Indoensia kembali berkumpul dan meneriakan kepada pemerintah atas segala
hak-hak yang selama ini dikebiri oleh kaum pengusaha dan pemilik modal. Buruh
pabrik, buruh kantoran, buruh pertambangan, buruh perkebunan, buruh kehutanan,
buruh pasar modern atau ritel, buruh angkut atau kuli, buruh transportasi,
buruh kebersihan, buruh kesehatan, buruh tani, dan buruh pada seluruh sektor
ekonomi lainnya, menanggalkan perbedaan untuk temukan persamaan kondisi di
dalam penghisapan neoliberalisme.
Persoalan-persoalan
Kaum Buruh tidak kunjung usai. Upah murah masih seperti di jaman kolonial
Belanda. Kenaikan minimum tiap tahun tidak layak selalu disebut suatu perbaikan
upah, padahal hanya penyesuaian terhadap kenaikan harga barang kebutuhan.
Tawaran lembur dari perusahaan seolah jadi penyelamat untuk penuhi kebutuhan
hidup, sekalipun harus menguras lebih banyak tenaga dan waktu. Jam kerja yang
panjang disertai perlindungan yang tidak memadai membuat kesehatan dan
keselamatan kerja Kaum Buruh selalu berada dalam kerentanan.
Pemutusan
hubungan kerja sangat mudah terjadi. Hubungan kerja tidak menjamin
keberlangsungan bekerja, ditandai meluasnya sistem kerja kontrak dan
outsourcing. Jaminan sosial sampai hari tua belum diperoleh mayoritas buruh.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
justru menekan Buruh berpenghasilan pas-pasan dengan kewajiban iurannya.
Pemerintah mengakui bahwa 80% dari Kaum Buruh menerima upah di bawah dua juta
rupiah per bulan, tapi pemerintah justru melepas tanggungjawabnya. Pajak yang
dihasilkan dari keringat Kaum Buruh sebagian besar dipakai untuk membiayai
aparatus negara yang justru turut menindas Buruh.
Sebaliknya,
pengangguran atau pekerja paruh waktu berada dalam kondisi yang tak kurang
mengenaskan. Kalangan ini berpenghasilan lebih sedikit dengan rentang waktu
kerja yang juga lebih singkat. Sebagian yang mengharapkan kehidupan lebih baik
terpaksa pergi bekerja di luar negeri tanpa perlindungan dari pemerintah.
Sungguh bertentangan dengan kenyataan, saat pemerintahan SBY-Boediono
mengatakan bahwa jumlah pengangguran dan orang miskin berkurang.
Seluruh
tekanan terhadap Kaum Buruh ini merupakan akibat langsung dari pelaksanaan
neoliberalisme. Sistem ini telah menekan biaya tenaga kerja menjadi
sekecil-kecilnya melalui politik upah murah, sistem kontrak dan outsourcing,
serta pelanggaran hak-hak normatif demi memperoleh profit perusahaan yang sebesar-besarnya.
Sistem ini telah memberi jalan bagi perusahaan-perusahaan raksasa asing
merampok kekayaan alam yang terkandung di bumi Indonesia: sumber-sumber energi,
bahan baku industri, dan pasar untuk produk-produk olahan dari luar.
Dengan
demikian, dalam lingkup nasional, Kaum Buruh menghadapi persoalan besar yang
sama dengan Kaum Tani, Kaum Miskin Kota, Pelajar dan Mahasiswa, dan Rakyat
Indonesia umumnya yaitu penjajahan gaya baru.
Oleh
karena itu, dalam momentum peringatan Hari Buruh Sedunia kali ini kembali Kaum
Buruh bersama-sama maju menyuarakan tuntutan kepada pemerintahan SBY-Boediono:
1. Hentikan
politik upah murah bagi buruh;
2. Hapuskan
sistem kerja kontrak dan outsourcing;
3. Jaminan
Sosial bagi Kaum Buruh yang ditanggung oleh negara;
4. Tolak
kenaikan pajak penghasilan bagi Kaum Buruh;
5. Hentikan
eksploitasi sumber daya energi oleh kepentingan asing. Sediakan sumber energi
murah bagi industri dalam negeri.
6. Hentikan
eksploitasi sumber daya alam oleh kepentingan asing. Sediakan bahan baku murah
bagi industri dalam negeri;
7. Hentikan
kekuasaan rezim neoliberal SBY-Boediono yang tidak berpihak kepada kaum miskin.
Jakarta,
1 Mei 2011
Sekretaris
Jenderal Nasional Badan Pekerja Nasional Advokasi
Perhimpunan
Pers Mahasiswa Indonesia Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia
CP :
Andi Mahifal (081216000580) Sekretaris Jenderal Nasional PPMI
NB :
Pernyataan sikap di ambil pada laman ppmidkmadura.blogspot.co.id karena laman
tersebut mengalami gangguan
0 komentar:
Posting Komentar